Banyak orangtua merasa kebingungan karena anaknya susah makan. Apalagi jika hal
itu terjadi sejak awal anak mendapatkan MPASI. Susah makan pada saat MPASI adalah hal yang wajar karena anak masih masa
belajar. Tapi hal ini bisa membuat orangtua khawatir
ketika masalah susah makan ini terjadi pada anak-anak yang mengalami
gangguan pertumbuhan. Anak-anak yang susah naik berat badan perlu mendapatkan asupan gizi (kalori) yang cukup dari makanan
padat maupun ASI/PASI-nya.
dari : google.com
Masalah yang seringkali dihadapi orangtua adalah bagaimana anak bisa
mendapatkan asupan gizi yang cukup sementara makannya susah? Minum ASI/PASI-nya pun tidak memenuhi kebutuhan harian anak. Para orangtua
pun akhirnya mencari cara supaya anaknya mau makan. Ketika ayah dan bunda berkonsultasi ke dokter anak, pasti mendapat
berbagai saran.
Bagaimana variasi makanannya? Bagaimana cara makan atau suasana makannya? Bagaimana waktu pemberian makannya? Apa saja yang sudah ayah dan bunda coba untuk membuat anaknya mau makan? Dan hal-hal lain yang dokter anggap penting dalam pemberian makan yang baik pada bayi/anak.
Setelah dokter anak memberikan berbagai saran, orangtua coba terapkan.
Terkadang anak diberi vitamin penambah nafsu makan dan seringkali dokter memberikan suplemen zat besi sebagaimana rekomendasi WHO untuk
mencegah defisiensi besi pada anak yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan kesehatannya. Setelah berbagai usaha dilakukan tapi tidak
membuahkan hasil signifikan pada anak, orangtua pasti cemas.
Dalam kondisi yang memang orangtua sudah sangat khawatir, tidak ada salahnya untuk
mengkonsultasikan kembali ke ahlinya. Ayah dan bunda bisa membicarakan dengan dokter anak yang merawat tentang kondisi kesehatan anaknya. Orangtua perlu tahu bahwa anak-anak memungkinkan memiliki penyakit yang
tidak tampak atau biasa disebut sebagai silent
disease, meski secara lahir tampak sehat dan aktif. Silent
disease ini bisa mempengaruhi nafsu makan anak dan tentu berdampak pada
tumbuh kembangnya.
Secara umum, banyak penyebab yang bisa membuat anak susah makan. Beberapa diantaranya, (1)
Adanya silent disease (Anemia
Defisiensi Besi/ADB; infeksi; alergi berat;
gangguan hormonal; gangguan pencernaan; kelainan jantung bawaan dsb),
(2) Adanya kendala oromotorik (perkembangan kemampuan mengunyah dan menelan yang belum baik), (3) Perkembangan otak yang terlambat (maturation delay) sehingga mempengaruhi sensori
integrasi dan perilaku anak – hal ini sering membuat anak-anak dengan maturation
delay belum memiliki kesiapan makan yang baik, (4) Masalah psikologis anak, dan penyebab sederhana yang bukan merupakan kendala nonmedis biasanya (5) variasi menu/rasa/tekstur yang disukai anak (cara pengolahan makanan, bentuk sajian) dan (6) suasana makan
Dalam kondisi susah makan yang sudah tidak wajar/berlangsung lama (tidak
sedang sakit atau tumbuh gigi misalnya), penting bagi ayah dan bunda untuk mencari tahu kemungkinan penyebab anak sulit makan agar bisa mencari
jalan keluar yang tepat untuk memperbaiki keadaan. Beberapa ahli bisa memberikan opini profesionalnya tentang kondisi sang anak.
Untuk mengetahui ada
tidaknya silent disease pada anak,
ayah dan bunda bisa mengkonsultasikannya dengan dokter spesialis anak. Jika memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter
spesialis anak biasanya yang akan merujuk ke dokter anak sub spesialis yang
berkompeten untuk masalah alergi, hormon, pencernaan (gastro hepatologi), jantung,
paru (pulmonologi) dsb. Meski sebenarnya orangtua bisa langsung mendatangi
dokter anak
sub spesialis tertentu, misal anak memiliki masalah dengan BAB
(diare/sembelit berulang), bisa mengkonsultasikan ke dokter anak sub spesialis
gastro hepatologi.
Jika anak ternyata memiliki silent
disease, orangtua memperbaiki keadaan anak sesuai dengan saran medis. Untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan oromotorik,
Ayah dan bunda bisa berkonsultasi kepada dokter rehab medik. Kendala
oromotorik dapat diatasi dengan terapi oral.
Jika sampai usaha-usaha tersebut
belum menunjukkan titik terang, tidak ada salahnya orangtua mengkonsultasikan
kondisi anak ke klinik tumbuh kembang. Jika ada indikasi maturation delay, beberapa terapi mungkin diberikan ke anak oleh fisioterapis tumbuh kembang
seperti fisioterapi neurosensori dan terapi okupasi. Sementara itu, penilaian
masalah psikologis anak bisa dilakukan oleh psikolog anak yang biasanya ada di klinik tumbuh
kembang.
Dalam mencari jalan keluar atas penyebab susah makan pada anak, tidak
semua cara di atas pasti ditempuh. Orangtua bisa menyesuaikan langkah – langkah
mencari jalan keluar sesuai dengan saran dokter dengan mempertimbangkan keluhan-keluhan
yang tampak dialami pada anak.
Beberapa ahli yang bisa jadi rujukan:
1. Dokter spesialis anak (umum)
2. Dokter anak konsulen tumbuh kembang
3. Dokter anak konsulen gastro hepatologi
4. Dokter anak konsulen gizi metabolik
3. Dokter anak konsulen gastro hepatologi
4. Dokter anak konsulen gizi metabolik
5. Dokter rehab medik
Selalu percayalah, tidak ada usaha yang sia-sia 😊
Ibu Ardini
Materi ini ditulis merujuk pada pengalaman pribadi